Selasa, 19 Desember 2017

[Review] Buku: Filsafat Pengetahuan



FILSAFAT PENGETAHUAN
(Prof. Dr. Cecep Sumarna)

Hai~, kembali lagi dengan saya. Kali ini saya masih akan membuat review seputar buku filsafat pendidikan. Buku kali ini yang akan dibahas yakni karangan Prof. Dr Cecep Sumarna, yang berjudul ‘Filsafat Pengetahuan’. Oh iya, masih inget ga pembahasan yang kemaren tentang filsafat itu? Masih inget kan yah? Hehe baiklah lanjut aja yah ke biodata buku.

Judul                            : Filsafat Pengetahuan
Penulis                         : Prof. Dr. Cecep Sumarna
Editor                           : Pipih Latifah
Proofreader                  : Nur Asih
Desainer Sampul          : Guyun slamet
Layout                         : Deni Agus Saputra
Penerbit                       : PT Remaja Rosdakarya
Tempat Penerbitan       : Jl. Ibu Inggit Ganarsih No. 40, Bandung 40252
Telp                 : (022) 5200287
Faks                 : (022) 5202529
e-mail              : rosda@indosat.net.id
Website            : www.rosda.co.id
Cetakan Ke-                 : Cetakan Pertama, Agustus 2016
ISBN                            : 978-979-629-729-6

Keseluruhan total halaman buku ini sebanyak 255 halaman (2 halaman Daftar Isi + 229 halaman Bab 1-7 mengenai pembahasan itu sendiri + 8 halaman Glosarium + 10 halaman Daftar Pustaka + 4 halaman Indeks + 3 halaman Tentang Penulis (Profil Penulis)) + 1 halaman Judul Buku dan 1 halaman Biodata Buku + 3 halaman Kata Pengantar.

Sebelum ke isi bukunya, saya ingin membahas mengenai ‘penampakan’ cover bukunya terlebih dahulu. Pada cover depannya, siapapun orang yang pertama melihat nya pasti akan sedikit terkejut dan merasa sedikit takut untuk menyentuh buku ini. Karena apa? Karena covernya menurut saya pribadi sedikit seram. Mungkin ini lah daya tariknya karena orang akan semakin penasaran atas isi buku tersebut dengan cover yang menyeramkannya itu. Untuk gambar tersebut bisa dilihat seperti di bawah ini.




Untuk bagian belakang bukunya seperti biasa ada bagian sinopsis buku secara singkat. Di sana tertulis di bagian paragraph akhirnya yaitu buku ini hadir dengan semangat menunjukan bahwa memang setiap fase dan setiap komunitas umat manusia, selalu member warna atas tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan. Model, metode, alat dan prasarana yang digunakan atas setiap fase itu mungkin sama atau mungkin berbeda. Tetapi yang pasti, setiap komnitas itu pastilah berkontribusi. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.



Buku ini terdiri dari 7 bab yang meliputi Bab I Filsafat Pengetahuan, Bab II Gerak Dinamik Dari Mitos ke Logos, Bab III Evolusi Ilmu, Bab IV Masa Kegelapan Baru, Bab V Caha Baru di Mediterania, Bab VI Barat Modern dan Tradisi Teknisme, dan yang terakhir Bab VII Sejarah yang Hilang.

Pada Bab I ini membahas mengenai Filsafat Pengetahuan itu sendiri. Sebenarnya kemarin di buku yang satunya juga telah dibahas mengenai hal tersebut. Ada yang masih ingat? Tapi, mari kita lihat mengenai Filsafat Pengetahuan menurut buku ini. Oh iya, ada satu halaman sebagai pembatas antar Bab. Nah pembatas ini berisi kata-kata seperti Quotes. Lumayan loh bisa diposting di medsos. Biasanya kan ‘people jaman now’ rata-rata begitu wkwk
Baiklah kembali ke topic semula. Pada Bab I ini terdapat 3 point penting yang akan dibahas, yakni Pendidikan dan Logika Berpikir, Mengapa Filsafat Pengetahuan, dan Mengapa Ditulis dalam Bentuk Novelat. Oh iya, saya belum memberitahukan bahwa buku ini ditulis dalam bentuk Novelat yah? Maaf, maaf hehe. Benar, buku ini ditulis dalam bentuk Novelat. Ada yang tahu ga Novelat itu apa? Novelat itu sebuah cerita namun lebih panjang dari cerita pendek (cerpen) tetapi lebih pendek dari novel. Atau jika ingin lebih tau mengenai novelat bisa dilihat di sini (link Wikipedia)
Ya, buku ini dikemas dalam bentuk sebuah cerita layaknya novel mini namun berisi seputar filsafat pengetahuan itu sendiri.
Oke mari kita langsng ke pembahasan setiap Babnya, let’s go!

Dalam pembahasannya berisi hasil analisis penulis buku mengenai pendidikan dan segala macam yang bersangkutan dengan dunia pendidikan di Indonesia. Pembahasan tersebut disertai dengan teori yang relevan. Beliau menyertakan UU di dalam pembahasannya.  Menurut pandangannya, sangat penting untuk melakukan pembenahan pembelajaran dimulai dari pendidikan dasar hingga sampai pendidkan tinggi. Pembelajaran yang mengaransemen semangat setiap individu dalam menyelesaikan setiap masalah yang diwujudkan dalam bentuk melatih mereka dalam menyelesaikan masalah yang sebelumnya dianggap sulit menjadi mudah dan yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin.

Menurut kalian, apakah dengan adanya filsafat pengetahuan dapat merubah mindset berpikir seseorang? Pasti sebagian dari kalian masih ada yang belum memahami konsep filsafat itu sendiri, iya kan? Saya juga sama, masih belum paham apa itu filsafat pendidikan. Menurut saya bahkan sebagian orang juga akan berpendapat bahwa filsafat itu materi yang ‘sangat berat’ dan akan lebih cocok apabila diberikan kepada orang-orang yang sedang menempuh pendidikan S2 atau S3. Iya ga sih? Tapi ternyata sebenarnya, pengetahuan mengenai filsafat ini seharusnya bisa diberikan atau diajarkan sedini mungkin. Seperti dalam buku ini dijelaskan bahwa penulis lebih setuju apabila pendidikan mengenai filsafat ini diajarkan di jenjang S1 bahkan kalau bisa saat seseorang di jenjang SMA juga sudah harus diberikan materi ini. Karena menurutnya, jika diajarkan dalam proporsinya yang tepat maka dapat member arti akan pentingnya penemuan orientasi, tujuan, jalan, dan peta kehidupan seseorang.

Pada pembahasan ini, dibahas seputar filsafat sampai pada erbedaan filsafat dengan ilmu. Pembahasan ini disertai dengan gambaran dari persoalan-persoalan yang sedang berkembang sehingga memudahkan para pembaca dalam memahaminya.

Tadi sudah dipaparkan mengenai buku ini ditulis dalam bentuk Novelat. Nah, pada pembahasan kali ini penulis memaparkan alasan-alasannya yakni sebagai berikut:
a.       Dengan bentuk Novelat, dapat meringankan beban berpikir karena disajikan dalam bentuk cerita pengalaman.
b.      Penulis ingin buku-buku mengenai filsafat pendidikan dibaca bukan hanya dikalangan para pelajar namun juga untuk masyarakat umum. Oleh karena itu, penulis membuat buku ini dalam bentu Novelat karena pada dasarnya tulisan-tulisan yang ringan, mudah dicerna namun memiliki efek yang besar hanya terdapat dalam karya sastra salah satunya Novelat ini.
c.       Secra historis ilmu terlahir kerena filsafat, dan filsafat terlahir karena budaya sastra, budaya seni dan budaya frasa rakyat (dalam kasus tertentu). Sehingga hal ini lah yang membuat penulis menyuguhkan buku ini dalam bentuk Novelat.
d.      Tetapi alasan atau lebih tepatnya harapan terbesar penulis adalah agar tulisan yang dikemas dalam bentuk Novelat ini dapat merangsang siapapun untuk membacanya baik bagi kalangan pelajar maupun masyarakat umum.

Pembahasan kali ini cukup unik, arena dibahas dalam suatu cerita atau kisah. Ya, kisah sebuah keluarga unik yang tinggal di pedalaman. Keluarga itu disebut keluarga Kaisar. Di dalam kisahnya, keluarga itu memiliki 6 anak dengan tipikal yang beragam satu sama lainnya. Hanya ada 1 anak yang mampu mengikuti langkah Kaisar dalam beberapa hal yang menjadi kebiasaannya. Anak tersebut bernama Bert yang memiliki tabiat seperti Kaisar yakni rajin membaca. Ia sering diajak berpikir oleh Kaisar ketika menemukan masalah yang dirasanya sulit.

Singkat cerita, Bert dan Kaisar akan menonton siaran di TV namun karena mereka memiliki tabiat yang sama maka mereka terlarut dalam obrolan seputar filsafat hingga acara yang mereka nantikan tidak bisa donton. Untuk kisahnya secara jelas, kalian bisa membaca buku ini.

Menurut saya cerita yang dikemas sangat seru. Di dalam percakapan Bart dan Kaisar disisipkan mengenai teori Darwin mengenai evolusi manusia. Dengan disajikan dalam bentuk cerita, yang tadinya orang malas membaca teori-teori Darwin maka dengan ini akan sedikit bahkan mungkin lebih untuk mengurangi kemalasan tersebut.

Masih dilanjut dengan kisah Bert dan Kaisar. Namun kali ini yang mereka bahas seputar mistik seperti legenda. Sepertinya tiada hari tanpa diskusi dikehidupan Bert dan Kaisar. Mulai dari hal-hal kecil hingga hal-hal besar selalu dibahasnya.

Secara keseluruhan isi buku ini mengenai kisah Bert dan Kaisar yang selalu berdiskusi dengan persoalan-persoalan yang berbeda. Mereka memang contoh orang-orang yang gemar berpikir kritis. INi bisa juga menggambarkan kisah hidup seseorang yang sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan filsafat pengetahuan. Kurang lebih seperti itu lah kesehariannya.

Baiklah, mungkin hanya itu yang bisa saya curahkan mengenai buku ini. Mungkin untuk isi cerita akan saya paparkan dipostingan-postingan selanjutnya. Mohon maaf apabila ada kata-kata saya yang menyinggung hati beberapa pihak. Terima kasih telah mampir ke blog saya ini. Semoga saya bisa membagikan sedikit ilm yang saya dapatkan selama menempuh pendidikan ini. Sampai jumpa di postingan berikutnya, bye~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak dan berbudi bahasa yang baiklah. Mari saling menghargai atar sesama! ^^

[Review Drama Korea] Bagian 1: Nostalgia Zaman Jadoel (Replay 1988)

                                                          Nostalgia Zaman Jadoel (Replay  1988) Ada yang udah pernah nonton drama korea...