Sabtu, 21 Oktober 2017

Ketika Ospek Ditakuti

                                 Ketika Ospek Ditakuti 


Adakah yang takut dengan senior? Kenapa kalian takut? Apa yang kalian takuti?
Bukankah senior juga manusia?

Ya biasanya para junior baik itu di sekolah maupun di kampus, pasti junior akan takut pada seniornya walaupun tidak semuanya. Saya pribadi tidak begitu. Bukan takut namun segan. Sebenarnya ketakutan itu ada karena kita tidak mengenal mereka dengan baik. Mereka baik ko sebenarnya. Namun mungkin karena peran antagonis yang mereka lakukan di acara ospek yang kemudian embuat setiap para junior takut untuk mengenal seniornya dan mengikuti ospek. Padahal ospek ini sebagai ajang perkenalan antara senior dengan junior.


Berbohong Menghacurkan Interaksi Sosial

                          Berbohong Menghacurkan Interaksi Sosial


Berbohong yaitu dimana seseorang yang  yang ketika berkata selalu berbeda dengan apa yang terjadi , berbohong bisa jadi ketika di melebih lebih kan pembicaraan orang lain, selalu berjanji dan  ketika dia berjanji dia selalu ingkar dengan janji yang telah dia buat

Berbohong juga biasa dilakukan anak untuk menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan, seperti menutupi rasa takut atau hukuman. Dan kebohongan semacam ini seringkali lolos dari perhatian orangtua.
Salah satu kebiasaan berbohong yang paling sering dilakukan anak adalah dengan berpura-pura sakit. Biasanya kebohongan ini kerap kali dijadikan jalan keluar oleh anak, untuk menghindari hukuman atau situasi yang tidak menyenangkan di sekolah.


Jadi interaksi sosial bisa berjalan ketika anak memiliki moral yang baik. Memafaat lingkngan dengan baik berbohong termasuk morak yang kurang baik karena banyak memberikan manfaat yang tidak baik untuk dirinya sendiri dan lingkungan sekitar. Contohnya ketika kita mencoba untuk berbohong terhadap teman sendiri di situ mulai luntur kepercayaan teman terhadapnya.

Mengajarkan Keterampilan Kepada Anak

                    Mengajarkan Keterampilan Kepada Anak




  • Bisa membedakan kebutuhan dan keinginan

" Ketika mengajar anak-anak dalam membedakan kebutuhan dan keinginan, mintalah mereka menunjuk mana yang kebutuhan dan keinginan di antara makanan dan pakaian yang sudah Anda beli hari itu," kata Biro Perlindungan Konsumen Keuangan Amerika Serikat.
  • Pentingnya menabung

jika memberikan uang saku pada anak, ini adalah waktu yang sempurna untuk mengajarkan tentang menyisihkan uang untuk dimasukkan dalam tabungan. Karena masih anak-anak, belikan mereka celengan yang lucu-lucu untuk menambah semangat dalam menabung. Anak-anak usia 3 dan 5 tahun harus diajarkan bahwa uang dibutuhkan untuk membeli sesuatu.
  • Dasar-dasar Investasi

Ketika anak mencapai sekitar usia 10 tahun, mereka harus memahami apa itu investasi dan bagaimana untuk memulainya. Jika ingin anak tahu tentang saham, Anda bisa membantu proses belajarnya dengan mengajak mereka bermain permainan tentang saham yang tentunya dibuat menyenangkan. Stock Market Game merupakan salah satu permainan yang patut dipertimbangkan.
  • Bahaya penipuan online

Di zaman yang serba digital, semuanya dilakukan secara online. Anak-anak pun juga harus diajarkan tentang bahaya penipuan secara online. Mereka diajarkan tentang bahaya membagikan informasi keuangan pribadi di Internet, seperti nomor kartu kredit dan rekening bank.

Manajemen Pendidikan

                    Manajemen Pendidikan 



Manajemen pendidikan secara umum memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari pada manajemen sekolah. Ruang lingkup manajemen pendidikan secara rinci meliputi: manajemen kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen pegawaian, manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen perkantoran, manajemen hubungan masyarakat, manajemen unit-unit penunjang, manajemen ekstrakurikuler, manajeman pelayanan khusus, serta manajemen keamanan.

Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
  • Man (SDM)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
  • Money (uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
  • Materials (bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.

  • Machines (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
  • Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
  • Market (pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

Pentingnya Mengenalkan Halalu dan Haram kepada Anak sejak Dini

           Pentingnya Mengenalkan Halalu dan Haram kepada Anak sejak Dini


Konsep halal dan haram perlu diperkenalkan sejak dini ke dalam benak anak dalam usia balita. Dari Ibnu Mas'ud RA telah berkata kepada Rasulullah SAW dimana yang intinya diperintahkan untuk taat kepada Allah SWT. Konsep halal dan haram bisa dikenakan kepada anak adalah dalam konteks makanan dan perilaku. Orangtua bisa secara tegas mengajarkan tentang konsep ini. Haram adalah hal yang dilarang dan jika dilanggar, perbuatannya sangat dibenci oleh Allah SWT.


Jadi mulai sekarang tanamkan dalam diri anak melalui konsep ini. 

Kekerasan atas Nama Pendidikan, Bolehkah?

      Kekerasan atas Nama Pendidikan, Bolehkah?


Apakah memukul atau menampar siswa di sekolah diperbolehkan atas nama pendidikan? 

Ardhi Hakim Sidik: "Saya dipukul perutnya sampai muntah sama senior dan guru [...] Saya tidak pernah mengadu ke orang tua karena semua itu bagian dari pendidikan!"
"Kekerasan di seluruh dunia tidak boleh. Definisi kekerasan dalam pendidikan adalah hukuman (yang) terasa keras bagi anak sehingga anak merasakan sakit. Hukuman dalam pendidikan kan harusnya memberikan kesadaran untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi."

Menurut pendapat saya pribadi, tidak perlu pake kekerasan walaupun atas nama pendidikan.  Semua itu tidak dibenarkan. Karena yang namanya kekerasan ya kekerasan, bukannya membuat sang anak jera tetapi malah akan membuat si anak mendendam dan akan melakukan hal yang sama ketika dia dewasa nanti.

Sumber :

Menghargai atau Menghukum?

        Menghargai atau Menghukum?  


Dalam pendidikan akhlak anak, diperlukan juga keseimbangan, termasuk dalam persoalan menghargai dan menghukum. Menghargai merupakan dorongan atau memberikan dorongan terhadap perilaku positif seseorang, sedangkan menghukum adalah mencegah perilaku negatif. Keduanya berkaitan dengan "rasa ingin" dan "rasa takut" dalam diri manusia.

Imbalan dan hukuman dapat berfungsi membentuk kepribadian, nilai kemanusiaan, dan kekuatan akal anak. Di sini, imbalan harus berperan sebagai "penghargaan", yang berfungsi mengatakan hati. Namun jika ditempatkan sebagai upah , imbalan bisa menjadi penyakit hati (mau melakukan sesuatu karena sebuah upah).

Belajar dan Bermain Bersama

           Belajar dan Bermain Bersama


Bermain dan belajar bersama antara orangtua dan anak adalah sarana mujaran bagi komunikasi yang baik. Mereka akan merasakan orangtua memberi perhatian terhadap mereka serta merasakan cinta dan kasih yang hangat. Hal ini juga akan semakin baik apabila orangtua juga meM beri respon  serta penghargaan terhadap setiap kreativitas anak dalam bermain maupun belajar. 

Berkaitan dengan belajar, orangtua harus bisa menjadikan rumah sebagai pusat ilmu. Oleh karena itu, aktivitas keluarga perlu didorong  pada peningkatan ilmu.

Orangtua berperan penting dalam mengatur jadwal kegiatan anaknya sehari-hari. Begitu pula dalam menentukan kapan waktu yang baik bagi anak untuk belajar dan bermain. Hal penting juga bahwa dalam belajar dan bermain bersama dapat dibentuk dengan sikap disiplin positif pada anak.

Mendidik dengan Cinta dan Kasih Sayang

         Mendidik dengan Cinta dan Kasih Sayang


Dalam mendidik anak hendaklah dengan cara mencintai mereka dan hindarkan yang namanya kekerasan dan kekasaran seperti sabda dari Rasulullah SAW, 
" Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu bersikap lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau berlaku keras lagi berhati kasar; tentulah mereka menjauhkan dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka dan moho kanlah ampun bagi mereka,dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila Kamu telah membulatkan tekad,maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orangyang berlawanan kepada-Nya ." (QS Ali Imran [3] : 159])
 Ayat ini juga secara tidak langsung juga mengingatkan para orangtua ketika mendidik anaknya untuk menghindarkan kekerasan dan kekerasan. Kelemahanlembutnya adalah sasaran untuk mengarahkan anak memilih yang terbaik untuk mereka.

Si Mainan Baik adalah Kawanku

        Si Mainan Baik adalah Kawanku


Apakah anak-anak yang ada di rumah kalian menyukai mainan? Apakah anak-anak di rumah kalian menyukain mainan yang edukatif?
Jika ya, ayo mulai dari sekarang berikan mainan yang bersifat edukatif kepada anak-anak di rumah. Kita bisa membuatnya dari bahan-bahan yang bisa didaur ulang. Mainan yang kita buat akan lebih aman dan bermanfaat dibandingkan dengan mainan buatan dari pabrik. 

Namun perlu diingat kalau mainan laki-laki dan perempuan harus 

Mari Menyayangi Teman

               Mari Menyayangi Teman


Kalian punya teman kan? Apakah kalian menyayangi temanmu itu?
Islam memberi arahan bagaimana memilih tema dan bersikap kepada mereka, Rasulullah SAW bersabda
"Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah umpama seorang yang menjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi jika ia memberimu sedikit, kamu membelinya, ataupun mendekatinya akan tercium bau minyak wangi. Adapun pandai besi, dia bisa memercik api yang membakar pakaianmu atau engkau akan mencium bau yang tidak sedap darinya. (HR. Budhari dan Muslim)

Sangat jelas tentang bagaimana teman bisa mempengaruhi kita untuk berperangai baik ataupun buruk seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW di atas.

Sikap anak yang menyayangi temannya akan menimbulkan keamanan bagi dirinya sendiri. Timbal baliknya, anak akan disukai dan disayangi teman-temannya pula. Berbeda halnya dengan Anak yang tidak disukai, ia malah terancam oleh lingkungannya sendiri.

Jadi marilah kita menyayangi teman kita sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW di atas. 

Ayo Muliakan Guru Kita

                  Ayo Muliakan Guru Kita


Kesadaran di Indonesia akan menghormati dan memuliakan guru sudah mulai luntur tidak seperti pada masa lalu. Dulu kedudukan guru memang sangat disegani dan menjadi suatu profasilitas yang bergengsi.

Bahkan di Jepang sendiri sangat menghormati gurunya. Bahkan ada cerita bahwa para petinggi perusahaan bahkan membungkukkan badananya sebagai bentuk hormat kepada guru mereka. Bandingkan dengan di sini, mungkin hanya segelintir orang yang melakukannya sisanya tidak memperdulikan hal tersebut.  Bukankah ini sangat miris?

Tradisi yang mereka(orang Jepang) miliki adalah tradisi yang juga dimaklumkan oleh Rasulullah SAW terhadap setiap muslimalam.  Rasulullah SAW bersabda ,
"Pelajarilah ilmu pengetahuan itu, dan pelajari juga dengan ilmu itu ketenangan dan kehormatan diri, serta rendahkanlah hati kamu terhadap orang-orang yang mengajari kamu (guru)." (HR Athabrani)

Ayo kita Muliakan Guru Kita.  Mereka telah berjasa membuat kita bisa seperti ini.  Mereka selalu sabar dalama mendidik dan mengajari kita semua. Tidak ada kata lelah dalam setiap pengajarannya.

Ayo Muliakan Orangtua Kita

            Ayo Muliakan Orangtua Kita


Setiap orangtua mendambakan anak yang shaleh dan memuliakan orangtuanya. Jika begitu, patutlah kita mempertanyakan apakah kita sudah memuliakan kedua orangtua? Lalu, apakah mereka telah memuliakan kedua orangtua mereka?

Ingatlah bahwa upaya agar anak benar-benar menghormati dan memuliakan kedua orangtuanya akan sia-sia, manakala orangtuanya sendiri justru tidak menghormati dan memuliakan kakek dan nenek mereka. 

Rasulullah SAW bersabda, 
"Seorang sahabat bertanya, 'Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?' Nabi SAW menjawab,  'ibumu... ibumu... ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadapur. " (HR Mutaffaq 'Alaih)

Bagaimana anak dapat memuliakan kedua orangtuanya? Kedua orangtua harus memulai dari diri mereka sendiri sifat-sifat yang memuliakan anak juga, yaitu:

  • Berlakulah adil terhadap anak.
  • Berbuat jujur kepada anak-anak dengan menepati janji.
  • Berikan anak nama yang terbaik.
  • Berikanlah contoh identitas yang baik kita sebagai orangtua agar anak mengidolakan kita.
Nilai-nilai yang dijunjung oleh keluarga  dalam hal menghormati dan memuliakan orangtuanya yang dapat dilakukan anak-anak :
  • Pada saat makan bersama, dahulukan orangtua murid mendahulukan keluarganya yang lebih tua dulu.
  • Orangtua merancang peraturan di dalam rumah serta menerapkan reward bagi yang patuh dan punishment bagi yang melanggar.
  • Orangtua mampu menjadi wali bagi anak-anak dan hadir saat mereka membutuhkan kita.
  • Anak wajib mencium tangan orangtua pada saat keluar rumah dan meminta izin jika mereka mau keluar rumah atau melakukan sesuatu bersama teman-temannya.
  • Anak diajak menemui kakek dan neneknya (jika masih ada) dan mengharuskan mereka berlaku hormat terhadapnya.
  • Anak dapat dikenakan dengan konsep durhaka.
Allah SWT telah menasehati kita semua, "Dan Tuhanmu telah memerintahkannya supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmuda dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaan, makan sekali-kali janganlaH kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah...' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, 'Wahai tuhanku, kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua telah Mendidik ku sewaktu kecil." (QS Al-ISragen  [17]:23-24).

Akhlak Mulia Menumpas Penyakit hati

              Akhlak Mulia Menumpas Penyakit hati


Rasulullah SAW adalah teladan kita semua. Sifat, tindakan bakan akhlak nya pun patut di teladani. 
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QST Al-Ahzab [33]:21).
Dr. Muhammad Mansur dalam bukunya Tarbiyatun Nafs: Mendidik Jiwa ala Rasulullah  menjelaskan langkah-langkah untuk memperbaiki akhlak sebagai berikut :

  • Beriman kepada Allah SWT.
  • Berilmu Pengetahuan.
  • Berusaha untuk Mengambil Tindakan.
  • Berusaha Sekuat Mungkin Berbuat Baik.
  • Bergaul dengan Orang-Orang Saleh.
  • Berusaha Menjauh dari Orang yang Berbuat Keburukan.
Keenam langkah tadi dapat dikatakan sebagai sebuah metode untuk pembersihan jiwa atau hati seperti yang dicantumkan oleh Rosulullah SAW.

Dalam bukunya 'Terapi Hati, Aru Khalid menyebutkan 3 aspek manajemen qolbu, yaitu ikhlas, tobat, dan tawakal.

Metode ini dapat diterapkan kepada anak-anak. Sehingga anak-anak mulai dituntun untuk mempraktekkan akhlak mulia.


Sulitnya Menerapkan 5S

                            Sulitnya Menerapkan 5S


5S atau senyum, salam, sapa, sopan, dan santun adalah konsep bergaul yang dirumuskan oleh Aa Gym. Orangtua seharusnya menstimulus budaya ini kepada anak-anaknya agar ketika mereka dewasa nanti sudah terbiasa menerapkan konsep ini di lingkungan masyarakat.
Dalam bukunya  Dr. Burstelin's Book on Children, yang menuliskan 'Anak biasanya memberikan tanggapan (reaksi) yang lebih baik jika diberi senyum dan diajak bicara dengan sikap hangat dan penuh kasih kasih sayang.'

Rasululah SAW telah memberikan contoh sifat-sifat ini bagaimana Beliau tidak matah ketika cucunya Hasan dan Husein menaiki pundak Beliau saat sedang sujud. Rasulullah SAW juga senang mencum anak dan menggendong anak kecil.
Sudah seharusnya para orangtua menerapkan konsep bergaul ini, bahkan Rasulullah SAW telah mencontohkanya.
Sebagian mungkin sudah ada ang menerapkan konsep ini. Sebenarnya, hal yang mempengaruhi sulitnya menerapkan konsep 5s ini beberapa diantaranya adalah:
  • Masyarakat di perkotaan (komplek) yang semakin banyak.
  • Mulai mengikisnya rasa kebersamaan antar sesama.
  • Semakin meningkatnya individualisme akibat adanya pengaruh globalisasi.
  • Dll.
Bagaimana cara mempermudah penerapan 5s ini?
Beberapa cara diantaranya adalah:
  • Tanamkan di dalam diri terlebih dahulu mengenai konsep ini.
  • Mulai sedikit demi sedikit tanamkan dalam diri dan terapkan di lingkungan kecil dulu yakni keluarga yang kemudian berlanjut ke masyarakat.
  • Berikan pemahaman mengenai 5s.
  • Dll.
Lalu apa manfaat dari penerapan 5S?
Keuntungan penerapan 5S diantaranya:
  1. Menciptakan tempat kerja yang baik dengan prinsip Kaizen/Contiual Improvement (berkesinambungan).
  2. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang lebih efisien.
  3. Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan menjadi luas/lapang.
  4. Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja yang bagus/baik.
  5. Menambah penghematan karena menghilangkan berbagai pemborosan di tempat kerja.
  6. Perusahaan sebagai alat penjualan, promosi bukan dengan kata-kata tetapi dengan bukti di lingkungan tempat kerja.
Jadi, ayo mulai sekarang terapkan 5s dalam kehidpan sehari-hari di dalam masyarakat agar tercipta kesejahteraan bersama

Pilih S1 atau S2?

                     Pilih S1 atau S2?


Masing-masing orang punya opini dan cita-cita masing-masing. Apakah perlu kuliah S2? Ataukah sampai S1 saja? Jika nanti lulus S1, lanjut & sambung kuliah S2 tidak ya? Atau kerja dulu baru lanjut kuliah? Tidak salah kalau kita yang lebih pilih karir, tidak salah juga kalau kita pilih kuliah. Semuanya tidak salah, toh itu pilhan pribadi masing-masing.

Biasanya ada beragam alasan ketika seseorang memutuskan untuk melanjutkan kuliah lagi.  Termasuk di antaranya:
  • Merasa masih kurang dan ingin belajar lagi
  • Masih ingin tinggal di perantauan (bagi yang kuliah di luar kota/luar negeri) lebih lama.
  • Gelar, titel di belakang nama.
  • Gengsi dan simbol status.
  • Perbaikan karir.
  • Investasi untuk jangka panjang


Dipaksa atau disuruh orang tua

Mau jadi professor

Mengubah “nasib” salah jurusan

Punya teman lintas generasiMemperluas networkingAplikasi teori dengan kenyataanBisa cuti (sejenak) dari pekerjaan bagi yang sebelumnya telah atau sedang bekerja.Menjadi bagian dari para intelek.Mendapatkan pengalaman kerja riil sesuai jurusan dan membangun koneksiMengubah jurusan sarjana anda dengan ‘kursus konversi’Posisi kerja dan gaji yang lebih tinggiMemiliki keahlian praktikalKesempatan mengejar impian andaMenunjukkan bahwa anda lebih unggulDll.

Saya pribadi masih memikirkannya karena belum lulus kuliah S1.Jika melihat keuntungan di atas, tertarik juga untuk melanjutkannya. Bagaimana dengan kalian?

Ketika Jabatan Lebih Dianggap Penting

                           Ketika Jabatan Lebih Dianggap Penting



Seringkali jabatan diangap penting dalam kehidupan bermasyarakat. Ketiak akan memilih pasanganpun sering kali yang dilihat pertama kali itu jabatannya.
Orang yang mengandalkan jabatan biasanya mereka cenderung melakukan apapun itu caranya untuk tetap mempertahankan jabatan tersebut, bahkan mereka berpikir jabatan itu lebih penting dari pekerjaan yang menjadi kewajiban mereka. 


Padahal kenyataanya bukan uang ataupun jabatan yang dapat membahagiakan kita di kehidupan.
Jika ditelisik lebih dalam, uang bukanlah satu-satunya hal yang membuatmu kita bahagia begitu juga dengan jabatan yang kita miliki sekarang. 
  • Keluarga yang selalu mencintai segala kekurangan dan kelebihanmu.
  • Sahabat yang selalu ada untukmu.
  • Bisa melihat indahnya dunia dengan kedua matamu.
  • Memori kebahagiaan yang bisa dikenang selamanya.
  • Mempunyai orang-orang yang bisa diajak berbagi kisah sedih maupun bahagia.
  • Hubungan yang erat antar sesama mahluk hidup.
  • Kesehatan fisik yang baik.
Lihat, bukankah ini benar? Sebenarnya masih banyak lagi, tapi dipaparkan segini saja sudah cukup dapat menyadarkan kita betapa bahagianya jika kita tidar terlalu fanatik dengan uang dan jabatan. Namun tidak boleh juga kita mengabaikan dua aspek tersebut.

Beasiswa yang Mampir di Rumah Orang Lain

                Beasiswa yang Mampir di Rumah Orang Lain


Pernahkah kalian mendengar kata beasiswa? Pernah kan? Menrut kalian, apakah beasiswa di Indonesia telah tersebar secara merata dan tepat sasaran?
Menurut saya pribadi belum. Karena, masih banyak diluaran sana yang benar-benar membutuhkan beasiswa untuk sekolah namun tidak mendapatkannya.
Ya, teman saya mengalaminya ketika SMA. Teman-temannya di sekolah saat itu masih tergolong mampu dibandingkan dirinya sendiri. Ini benar-benar menimbulkan kekecewaan untuknya dan keluarganya. Dia sendiri sangat sulit untuk mendapatkannya. Kebanyakan dari mereka lebih menggunakan 'uang' tersebut dengan tidakbijaksana. Teman saya sendiri yang menceritakan hal tersebut lantaran mendapatkan informasi langsung dari si penerima beasiswa itu

Mengapa hal ini terjadi? Kemana penglihatan kalian para petinggi?
Seharusnya jika akan memberikan beasiswa kepada para penerima, adakanlah survei terlebih dahulu. Bukan kah ini amanah negara? Apa 'kalian' tidak takut dengan petanggungjawaban di akhirat kelak?

Ini seharunya dievaluasi kembali. Sangat tidak adil jika ini terus berlangsung untuk kedepannya. Mampir kemana beasiswa itu? Rumah siapa yang 'ia' datangi?
Adakah yang bisa menjawabnya?

Tergoda oleh Budaya Orang Lain

                       Tergoda oleh Budaya Orang Lain


Pernahkah kalian mengikuti budaya dari negara lain? Bagaimana perasaan kalian mengenai hal tersebut? Apakah kalian tertarik dengan budaya negara lain?
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.


Saat ini kebudayaan Barat sudah mendominanisasi di segala aspek kehidupan dari pada kebudayaan sendiri. Semuanya akan mengacu kepada kebudayaan barat. Budaya Timur yang selalu berperadaban mulia, sedikit demi sedikit mulai mengikuti kebudayaan Barat.

Masuknya budaya Barat ke Indonesia disebabkan oleh adanya krisis globalisasi yang meracuni Indonesia terutama generasi mudanya. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan yang akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat yang  menyebabkan terjadinya goncangan budaya(culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.

Perkembangan terknologi, terutama masuknya kebudayaan asing (barat) tanpa disadari telah menghancurkan kebudayaan lokal lantaran minimnya pengetahuan yang menjadi pemicu alkulturasi kebudayaan yang melahirkan jenis kebudayaan baru sebab tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara mentah yang mengakibatkan kebudayaan asli masyarakat mengalami degradasi yang sangat luar biasa. Budaya Indonesia perlahan-lahan semakin punah. Akibatnya banyak terjadi sifat individualisme antar sesama di kehidupan sehari-hari. Tingkat  'kehedonismean' punyang meningkat, salah satu contoh sederhananya yakni cara berpakaian remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung mengacu pada budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang kurang pantas adan tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan, gaya rambut mereka pun dicat beraneka warna. Singkatnya orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa. Jika kita terus membiarkannya, apa yang akan terjadidengan generasi berikutnya?


Apa yang menyebabkan budaya dan kebudayaan negara lain lebih menarik dibandingkan milik sendiri?
  • Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya sendiri.
  • Minimnya komunikasi budaya.
  • Kurangnya pembelajaran budaya.


Apa solusi yang dapat kita lakukan? Ini beberapa solusinya, antara lain:
  • Melakukan promosi. 
  • Sering mengadakan pertunjukan tentang budaya lokal. 
  • Memberi penyuluhan mengenai pentingnya melestarikan budaya lokal. 
  • Membuat budaya tersebut terlihat semenarik mungkin.


Mulai dari sekarang, marilah kita tumbuhkan rasa cinta akan kebudayaan sendiri agar kebudayaan kita ini tidak punah dikemudian hari dan masih dapat dinikmati oleh generasi-generasi berikutnya.

Bukan Berarti Dia 'Bodoh'

                        Bukan Berarti Dia 'Bodoh'



Sering kali orang-orang menganggap bahwa apabila di kelasnya ia memiliki nilai yang rendah, maka orang tersebut 'bodoh'. Pada kenyataannya banyak orang-orang yang sukses saat ini berasal dari orang-orang yang termasuk gagal di sekolahnya.

Ilmuwan terkenal abad 20 yang terkenal dengan teori relativitasnya.

Albert Enstein adalah seorang anak yang terlambat berbicara dan juga mengidap Autisme. Waktu kecil dia juga suka lalai dengan pelajaran. Namun pada umur 76 tahun) adalah seorang ilmuwan fisika teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistika, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotolistrik dan "pengabdiannya bagi Fisika Teoretis".

Setelah teori relativitas umum dirumuskan, Einstein menjadi terkenal ke seluruh dunia, pencapaian yang tidak biasa bagi seorang ilmuwan. Pada masa tuanya, keterkenalannya melampaui ketenaran semua ilmuwan dalam sejarah, dan dalam budaya populer, kata Einstein
 dianggap bersinonim dengan kecerdasan atau bahkan genius. Wajahnya merupakan salah satu yang paling dikenal di seluruh dunia.

Albert Einstein, Tokoh Abad Ini (Person of the Century)
Pada tahun 1999, Einstein dinamakan "Tokoh Abad Ini" oleh majalah Time. Untuk menghargainya, sebuah satuan dalam fotokimia dinamai einstein, sebuah unsur kimia dinamai einsteinium, dan sebuah asteroid dinamai 2001 Einstein.
Kita ambil contoh Albert Enstein seorang
Setiap manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Orang yang dianggap 'bodoh' pun pastilah memiliki kelebihannya. Misalnya saja, dia memiliki kecerdasan di balik kebodohannya yang membuat dia sukses di kemudian hari. Menjudge bahwa seseorang 'bodoh' hanya karena sebuah nilai sering terjadi dikalangan para orangtua terhadap anaknya. Hal ini juga pernah saya alami di keluarga.
Bibi dari ibu saya selalu membandingkan anaknya dengan saya lantaran anaknya selalu mendapatkan nilai yang 'buruk' di sekolah. Padahal, kami berbeda jenis kelamin juga berbeda tingkatan pendidikannya. Saat itu dia berada dibawah saya satu tahun.

Ketika pembagian rapor setiap semesternya, bibi saya selalu menjudge bahwa anaknya 'bodoh' hanya karena nilai di sekolah. Ia selalu menyalahkan anaknya yang 'bodoh' karena tidak rajin belajar. Pada kenyataanya, di keluarga sudah tahu bahwa anaknya atau bisa dikatakan sepupu saya itu tidak kuat dalam hal teori. Dia tidak menyukai hal-hal yang berbau teori. Hal yang lebih ia sukai adalah bemain games dan membongkar pasang mesin otomotif. Dari hal ini saja kita bisa tahu bahwa anak itu berbakat dalam hal otomotif. Mengapa bakatnya itu tidak dikembangkan? Mengapa hanya mengacu pada nilai sekolah saja? Sebenarnya, akan lebih baik apabila kita mengasah apa yang kita kuasai dibanding engasah apa yang tidak bisa  kita kuasai. Memang pemikiran untuk mengajari apa yang tidak dikuasai masih melekat di pikiran masyarakat. Mulai dari sekarang seharusnya hal itu kita ubah dengan 'mengembangkan bakat yang dimiliki'.

Saya dan keluarga inti selalu memberikan pemahaman mengenai hal tersebut. Lambat laun, ia mulai menyadari bakat anaknya tersebut. Saat ini ia tidak lagi membandingkan anaknya dengan saya. Sekarang ia membebaskan apa yang ingin dilakukan anaknya. Kini sepupu saya itu tidak melanjutkan ke jenjang perkuliahan dan lebih memilih belajar menguasai ilmu 'perbengkelan'. Ya, saat ini ia masih belajar tentang hal itu diusianya yang masih muda. Keluargapun mendukungnya dan hanya berharap dia bisa mengembangkan bakatnya itu.

Dari contoh kisah yang saya paparkan diatas bisa kita ambil sebagai pelajaran. Masih beruntung anak itu tidak memberontak atas apa yang ibunya lakukan. Banyak diluar sana yang tidak menerima kenyataan bahwa ibunya lebih memilih orang lain dibanding dirinya sehingga akan melakukan hal-hal yang negatif. Jadi marilah memikirkan orang lain di sekitar kita. Apabila ada anak yang seperti ini alangkah baiknya jika kita tidak langsung menjudge dan lebih baik mengajari apa yang tidak dimengertinya (dalam hal pelajaran), dan mengajari apa yang tidak dia bisa (dalam hal praktik).

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Albert_Einstein 



Si Cerdas atau Si Pintar?

                                    Si Cerdas atau Si Pintar?


Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya kelak memilki kehidupan yang bahagia baik itu di dunia maupun di akhirat. Kadang kala para orangtua selalu keliru mengenai konsep cerdas dan konsep pintar. Para orangtua seringkali membandingkan anaknya dengan anak orang lain misalkan dalam hal pelajaran, kemampuan, sikap, sifat, dan lain sebagainya. Kadang kala mereka selalu menuntut anaknya agar bisa sesuai dengan keinginan orangtuanya.

Lalu sebenarnya apa itu cerdas? Bagaimana dengan konsep pintar?
Pengertian pintar menurut KBBI adalah pandai, cakap, cerdik, banyak akal dan mahir melakukan atau mengerjakan sesuatu tertentu. Sedangkan pengertian cerdas menurut Gregory  adalah kemampuan atau keterampilan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih bangunan budaya tertentu. Sedangkan menurut Anita E. Woolfolk mengatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. 

Kemudian, Howard Gardner, seorang psikolog terkemuka dari Harvard University, mengatakan ada delapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, seperti:
  • Kecerdasan Linguistik. Jenis orang biasanya seperti teka-teki silang, bermain scrable, membaca, dan dapat menafsirkan bahasa tertulis jelas. 
  • Kecerdasan Matematik atau logika. Kecerdasan ini adalah tipe orang yang memiliki kecerdasan dalam hal angka dan logika.
  • Kecerdasan Spasial. Jenis ini memiliki sensitivitas yang tajam untuk visual, keseimbangan, warna, garis, bentuk, dan ruang. Selain itu, mereka juga pandai membuat sketsa ide dengan jelas.
  • Kecerdasan Kinetik dan Jasmani. Tipe orang ini mampu untuk mengekspresikan ide dan perasaan ditandai dengan menyukai olahraga dan aktivitas fisik mengandalkan. Pekerjaan yang mereka cocok untuk atlet, pengrajin, mekanik, dan penjahit.
  • Kecerdasan musikal. Jenis ini dapat mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati musik dan bentuk suara. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan musikal seperti bersiul, mudah menghafal lagu-lagu baru untuk didengar, menguasai salah satu instrumen tertentu, sensitif terhadap suara sumbang, dan suka bekerja sambil bernyanyi. 
  • Kecerdasan Interpersonal. Jenis orang yang memiliki kecerdasan ini biasanya memahami dan peka terhadap perasaan, niat, motivasi, karakter, dan temperamen orang lain. Selain itu, mereka juga mampu membangun kontak mata dengan baik, menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, dan mendorong orang lain untuk menyampaikan cerita.
  • Kecerdasan Intrapersonal. Tipe orang ini memiliki kecerdasan pengetahuan diri dan mampu bertindak adaptif berdasarkan pengenalan diri. 
  • Kecerdasan Naturalis. Orang yang memiliki kecerdasan ini mampu memahami dan menikmati alam dan menggunakannya secara produktif dan mengembangkan pengetahuan tentang alam. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini yang mencintai lingkungan, mampu mengenali sifat dan perilaku hewan, dan bahagia kegiatan di luar ruangan atau alami.

Lalu, manakah yang lebih baik di antara keduanya?


  1. Jika dilihat dari pengertian di atas, orang pintar belum tentu dapat dikatakan cerdas. Sedangkan orang yang cerdas pastilah ia orang yang pintar juga. Mengapa? Karena kepandaian seseorang belum tentu dapat membuatnya cerdas pula. Orang yang memiliki intelektual tinggi sering kali gagal dalam melakukan sesuatu. Hal ini bisa disebabkan karena ia tidak memiliki kecerdasan, misalnya saja cerdas dalam hal sosial.
  2. Orang pintar lebih kepada teori, sedangkan orang cerdas lebih kepada tindakan. Orang-orang yang cerdas biasanya tidak menyukai hal-hal berbau teori misalnya sajarumus-rumus dalam ilmu matematika, fsika, dan lain-lain. Mereka seringkali dicap 'bodoh' di lingkungannya hanya lantaran tidak menyukai materi pelajaran. Sedangkan jika orang pintar sangat menyukai hal tersebut.
  3. Orang pintar biasanya akan mengandalkan prestasi yang ia dapat. Mereka sering kali mendapat sanjungan dari lingkungannya, karena masyarakatnya lebih mengakui prestasi yang kuantitatif. Orang cerdas akan selalu menganggap setidaknya mereka dapat mandiri dan tidak menyusahkan orang lain.
  4. Orang pintar memiliki sikap yang serius, sedangkan orang cerdas terlihat bahwa sifatnya lebih menyenangkan dalam hal apapun.
  5. Orang pintar terlalu banyak berfikir dari hal yang sangat kecil hingga ke hal yang besar. Sedangkan orang cerdas tidak memusingkan hal itu, mereka akan terus mencoba dalam hal apapun walaupun hasilnya tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.
  6. Orang pintar mudah menjawab sesuatu, orang cerdas tahu kapan ia harus memberikan jawaban.
  7. Orang pintar memakai teori yang ada, orang cerdas menganalisa teori yang ada.
  8. Orang pintar suka bekerja keras, orang cerdas suka bekerja efektif. Orang pintar yang selalu sibuk itu mencerminkan karakternya yang pekerja keras. Orang cerdas tidak harus bekerja dengan keras untuk menjalani harinya. Cukup dengan bekerja secara efekti baik itu fektif waktu, efektif tenaga, maupun efektif mobilitas.
Sebenarnya masih banyak lagi perbedaan diantara orang yang cerdas dan orang yang pintar, namun kita cukup mengambil dari ke 8 perbedaan di atas untuk menganalisa lebih unggul mana antara 'Si Cerdas dan Si Pintar'.
Menurut pendapat saya yang mengacu pada pembahasan di atas, akan lebih baik apabila seseorang memiliki kecerdasan. Disi lain, cerdas itu sudah mencakup kepintaran pula. Alangkah lebih baik apabila kepintaran dengan dibarengi kecerdasan, yang artinya memiliki teori namun harus diimplikasikan dalam tindakan.

Namun kembali lagi bahwa setiap manusia pasti berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada seseorang yang hanya memiliki kepintaran ataupun kecerdasan, atau bahkan memiliki keduanya. Selama orang itu memanfaatkan kelebihannya dengan sebaik-baiknya, semuanya dikatakan baik dan tidak ada yang mendominasi. Apalagi semuanya dipandang sama apabila dihadapan Sang Pencipta yakni Allah SWT.


Sumber:

http://rezasuanda1996.blogspot.co.id/2016/10/pengertian-cerdas-menurut-para-ahli.html
https://kbbi.web.id/pintar


Benarkah Anak yang Berakhlak Mulia Bersumber dari Oangtuanya

                 Benarkah Anak yang Berakhlak Mulia Bersumber dari Oangtuanya?


Mengingat  Rasulluyang bersabda, " Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci  (fitrah-islam). Ayah dan ibunyalah kelak yang menjadikannya Yahudi,Nasrani, atau Maju si  (penyembah api berhala)." (HR Bukhari)

Dalam hadist itu dapat kita simpulan bahwa setiap bayi memiliki akhlak yang sama. Pada dasarnya yang membuat setiap akhlak mereka berbeda adalah pola asuh orangtuanya.

Apa yang dimaksud dengan akhlak?  Apa kalian mengetahuinya?
Akhlak adalah sifat atau karakter yang apabila mengandung kebaikan dapat kita sebut sebagai akhlak mulia dan apabila mengandung ketidak baikan dapat kita sebut akhlak tercela.

Siapapun pasti menginginkan anaknya memiliki akhlak yang mulia. Tujuannya kita menginginkan kelak anak-anak kita mendapat kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.

Akhlak tidak dijalankan dengan pikiran melainkan dengan hati. Hal ini sejalan dengan pemaparan Imam Al-Ghazali yakni, "Sesugguhnya akhlak adalah hal ihwal yang melekat dalam jiwa, yang darinya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa dipikir dan diteliti."

Banyak contoh kejadian akibat rendahnya akhlak seseorang karena minimnya pendidikan akhlak sejak kecil yang ia terima dari orangtuanya.

Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos Sosial Nahar juga mengatakan kalau tahun ini pihaknya banyak menerima laporan bullying dibandingkan tahun lalu, dengan total laporan sampai Juni 2017 sebanyak 976 kasus. Sekitar 400 kasus mengenai kekerasan seksual dan sekitar 117 kasus mengenai bullying. Beliaupun mengatakan bahwa, kasus anak dengan hukum berjumlah dengan kisaran 214 kasus serta anak terlantar sekitar 165 kasus. Namun Beliau juga berpendapat, hal itu tidak mengartikan tingkat kekerasan tumbuh.  Data tersebut justru memperlihatkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat untuk melaporkan kasus kekerasan semakin tinggi.  Namun yanglebih dikhawatirkan adalah jumlah yang tidak melapor. 
Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasa Putra menjelaskan, sejak tahun 2011 hingga 2016 pihaknya telah menemukan sekitar 23 ribu kasus kekerasan fisik dan psikis terhadap anak. Khusus untuk bullying, tercatat ada sekitar 253 kasus. Jumlah tersebut terdiri dari 122 anak yang menjadi korban dan 131 anak yang menjadi pelaku. 

Setelah melihat data riset tersebut, bukankah jelas bahwa akhlak anak-anak di Indonesia sangatlah rendah. Pertanyaannya, apakah orangtua mereka tidak pernah memberikan pendidikan akhlak sejak dini? Mengapa hal ini demikian?
Padahal, pendidikan akhlak sejak dini sangatlah penting untuk dilakukan. Hal ini sejalan dengan penjelasan dari Rasulullah SAW yakni, " Sesungguhnya aku diutusar untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."(HR Al-Bazzaar)

Pola asuh yang baik dan sesuai dengan ajaran Al-Quran dan Hadist insyaallah akan menciptakan generasi yang shaleh-shalehah. Lalu bagaimana orangtua setidaknya membimbing anak ke arah akhlak yang mulia?
Ada beberapa cara yang harus dirubah oleh para orangtuadalam mengasuh anak-anaknya, diantaranya:

  • Menasehati dengan memberikan contoh yang nyata.
  • Jangan menganggap biasa akhlak yang tercela.
  • Jangan memanjakan anak secara berlebihan.
  • Jangan membenci anak. Dimana maksudnya ketika anak yang lahir tidak sesuai dengan harapan yang ia miliki terhadap anak tersebut, contohna menginginkan anak laki-laki yang lahir pertama kali namun malah sebaliknya. Hal ini seringkali menjadi penyebab para orangtua membenci anak mereka sendiri walaupun dia anak kandung mereka.
  • Perselisihan orangtua.sebaya anak yang memiliki akhlak tercela.
  • Memantau pengaruh dari akhlak buruk sanak saudara.
  • Mewaspadai akan pengaruh teman 
  • Jangan terlalu memercayakan anak pada orang lain apalagi yang tidak kita kenal dengan dekat, misalnya babysitter yang bukan merupakan bagian dari sanak saudara.
Setidaknya orangtua harus tau betul bagaimana mendidik anaknya. Apabila memiliki anak kecil di rumah, sebisa mungkin  untuk menjaga sikap dihadapan anak-anak. Karena anak-anak biasanya akan meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya.


Sumber :
Trim, bambang. 2008. Meng-instal Akhlak Anak. Jakarta Timur: Hamdalah.
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170722163858-277-229641/semakin-banyak-yang-melaporkan-kasus-bullying/


Jumat, 20 Oktober 2017

Virus Selfie

                                   Virus Selfie

     Selfie merupakan kepanjangan dari self potrait. Selfie juga memiliki pengertian suatu kegiatan mengambil foto secara mandiri baik dengan bantuan cermin atau tongsis yang biasanya menggunakan kamera digital seperti SLR atau pun kamera dari HP.

     Kegiatan ini banyak disenangi oleh semua kalangan baik itu dari yang muda sampai yang tua dan perempuan sampai laki-laki. Selfie ini sebagai alat pemuas kebutuhan rohani karena bisa menimbulkan rasa puas ketika gambar yang dihasilkan memuaskan dirinya.

     Seiring berjalannya waktu, kegiatan Selfie ini semakin cepat berkembang layaknya sebuah virus, terutama di kalangan remaja.  Apalagi setiap tahun kamera HP terus berkembang dan semakin meningkat sehingga akan menghasilkan foto yang bagus banget.
Namun sangat disayangkan, ada saja oknum-oknum tertentu yang tidak bisa menempatkan dirinya untuk berselfie sehingga dapat menimbulkan hal-hal negatif baik itu untuk dirinya maupun untuk orang lain.

     Dilansir dari Telegraph pada Senin (10/7), dalam riset berjudul 'Me, Myself and My Killfile: Characterizing and Preventing Selfie Deaths', disebutkan terdapat 127 kasus selfie maut sepanjang Maret 2014 sampai September 2016. Sebanyak 76 kasus berujung kematian. 

     Riset tersebut juga menyebut nama India, sebagai negara yang paling berisiko untuk melakukan selfie.

"India mencatat rekor sebagai negara tempat selfie yang berujung kematian terbanyak di dunia. Sebanyak 60 persen kasus yang disebabkan oleh kelalaian saat selfie di India berujung kematian," tulis riset hasil kolaborasi Carnegie Mellon University di Pennsylvania, Amerika Serikat (AS) dan Indraprastha Institute of Information asal New Delhi, India, ini.


     India terbukti menjadi tempat berbahaya untuk melakukan selfie, karena pada bulan lalu Priti Pise, remaja berusia 17 tahun, tenggelam karena berusaha mengambil foto dirinya sendiri di tepi Pantai Mumbai. 

Berikut adalah 10 negara tempat terjadinya kematian yang disebabkan selfie berdasarkan laporan yang diperoleh tim periset tersebut: 

1. India - 76 kematian
2. Pakistan - 9 kematian
3. AS - 8 kematian
4. Rusia - 6 kematian
5. Filipina - 4 kematian
6. China - 4 kematian
7. Spanyol - 3 kematian
8. Indonesia - 2 kematian
9. Portugal - 2 kematian
10. Peru - 2 kematian.

     Walaupun negara kita adalah negara ke 8 yang merupakan tempat terjadinya kematian yang disebabkan selfie berdasarkan laporan yang diperoleh tim periset di atas.

     Melihat itu, saya teringat akan kejadian beberapa tahun yang lalu di mana saudara saya terkena virus tersebut. Dia kelulusan dari pondok pesantren tertentu.  Walaupun tidak sampai membahayakan dirinya serta lingkungannya tapi tetap saja hal tersebut dapat merugikan dirinya.

     Singkat cerita, kami sedang berada di sekolah saat itu sekitar sore harian setelah pulang sekolah. Saat itu kami berdua berada di tingkat sekolah yang sama yakni di kelas 2 SMA. Saat itu iya terserang virus Selfie dimana ia terus melakukan selfie kapanpun, dimanapun dan dengan siapapun.

     Dia sudah terbiasa melakukan selfie tersebut dan tidak terjadi apapun. Namun entah kenapa saat itu ia bernasib malang, HP nya hampir saja terjatuh. Ia sempat panik akan hal itu, namun beruntung HP nya baik-baik saja. Setelah kejadian itu ia masih saja tidak jera untuk melakukan selfie tersebut.

     Kejadian berikutnya pun terjadi kembali dan ini benar-benar merugikannya lantaran HP nya hilang dicuri orang. Saat itu dia menaruh HP nya ketika sedang dicas disembarang tempat setelah melakukan selfie tanpa pengawasannya. Hingga akhirnya HP nya hilang.

      Setelah melihat kejadian-kejadian tersebut, siapa yang harus disalahkan? Pelakukah? Korbankan? Menurut kalian siapa yang harus disalahkan?
Di sisi lain, si pelaku bisa saja yang tadinya tidak berniat menjadi berniat untuk mencurinya lantaran ada kesempatan. Nah ketika sudah begini mau bagaimana lagi?Bukankah lebih baik mencegah dari pada mengobati? Kita ibaratkan mencegah itu cara kita meminimalisir kemungkinan pencurian. Kemudian mengobati artinya kita menuntut atau menyelesaikan masalah yang belum tentu mudah untuk diselesaikan. Bukankah akan lebih baik jika kita mencegahnya? Maka dari itu, marilah kita mencegah hal-hal tersebut terulang kembali.

Sumber:
https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170710111528-269-226742/india-negara-paling-bahaya-untuk-selfie-indonesia-ke-delapan/

Kamis, 19 Oktober 2017

Hati yang Terketuk oleh Sebuah Artikel



Hati yang Terketuk oleh Sebuah Artikel

Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah artikel yang diposting oleh saudari Latifa Fitriani yang berjudul ‘Ingat Dosa Saat Memakan Buah Ini’. Awal ketika membaca, saya sedikit tidak mengerti maksud dari kata-demi kata yang tertulis di sana. Karena penulis diawal pembukaan kata lebih menjelaskan mengenai buah kelapa. Saya fikir ini hanya postingan yang membicarakan buah kelapa tanpa ada unsur lainnya. Hendak akan berganti dengan artikel yang lain, namun hati ingin tetap pada artikel ini, masih ada secercah rasa penasaran mengenai judul yang diusung si penulis hingga akhirnya saya membaca kembali seluruh tulisan tersebut hingga akhir.
Ketika setengah perjalanan membaca, saya menemukan perumpaan manusia ketika diibaratkan sebagai pohon kelapa dimana pohon ini dapat tumbuh tinggi menjulang ke atas dan buahnya menjadi primadona di kalangan masyarakat. Hal ini diumpamakan pada kita sebagai manusia dimana ketika kita memiliki ilmu atau derajat yang sangat tinggi dan banyak menerima sanjungan dari orang-orang. Inti yang dapat saya ambil yakni  
 ‘Ingatlah, setinggi apapun derajatmu di bumi ini, pada akhirnya dirimu bukanlah siapa-siapa dihadapan Sang Maha Pencipta.’ 
Ya sama seperti dengan buah kelapa ini, Setinggi dan seberapa banyak sanjungan dari orang-orang yang ia terima, toh ketika dia dipanen akan jatuh juga ke tanah dan tetap diperlakukan dengan kasar ketika akan di konsumsi maupun didistribusikan untuk dijual.
Postingan tersebut cukup membuat saya merinding lantaran kembali teringat bahwa kita ini tidak akan kekal di dunia. Mungkin banyak di luar sana yang kini memiliki derajat tinggi di dunia dan mulai melupakan siapakah dia dan dari mana ia berasal. Semoga kita semua senantiasa dijauhkan dari siksa api neraka, amin.

Pahlawan dalam Selembar Kertas

Pahlawan dalam Selembar Kertas

Menilik ke belakang mengenai pengeluaran mata uang RI yang terbaru tahun 2016 yang lalu, banyak masyarakat yang bertanya-tanya mengenai penggantian mata uang RI. Pertanyaan yang paling sering bermunculan yakni ‘Kenapa sih harus diganti?’, ‘Kenapa sih gambarnya juga diganti?’, dan ‘Emang siapa sih gambar orang-orang yang ada di uang tersebut?’.
Sebenarnya ada yang unik dari penggantian mata uang saat ini. Pasalnya, mata uang saat ini setelah mengalami perubahan terdapat wajah-wajah ‘asing’ yang belum banyak orang mengenalinya. Pernah suatu ketika saya membuka salah satu situs media sosial dimana ada seseorang mengemukakan pemikirannya yang menurut saya pribadi tidak pantas untuk dipublikasikan. Ingatlah ‘apa yang kau tulis itu akan menjadi senjata yang kelak akan membunuhmu’. Di era globalisasi ini, pribahasa  ‘mulutmu harimaumu’ sudah tidak mengena di hati lagi. Kini muncul pribahasa baru yakni ‘Jempolmu Harimaumu’ dimana jempolmu lah yang berbahaya saat ini. Banyak contoh kasus mengenai seseorang yang berurusan dengan hukum karena tidak dapat mengontrol ‘jempolnya’ sendiri.
Oke pembahasan ini mulai ‘ngelantur’ karena saya sendiri sedikit kesal melihat respon dari pihak tak bertanggung jawab tersebut mengenai pergantian mata uang saat itu. Kita kembali kepada situasi ketika saya mendapati hasil publikasi di media sosial dari beberapa orang tersebut. Mereka mempublikasikan tanggapan mengenai pengeluaran mata uang baru yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Boleh mengemukakan pendapat kita mengenai hal ini, namun apakah pantas ketika pendapat tersebut berisi ‘rasis’ dan terkesan menjelek-jelekan? Ingin sekali saat itu saya mengomentarinya namun apalah daya, saya hanya seseorang yang tidak memiliki ilmu setinggi gunung. Saat itu saya tidak memilki keberanian apapun untuk mengemukakan sebuah pendapat di media sosial, ya intinya saya ini hanyalah seorang ‘pengecut’. Saya hanya menyayangkan ungkapan kata yang mereka ‘lontarkan’ atau mungkin dalam bahasa tulisannya yang mereka ‘posting’ saat itu. Boleh kah saya menyebutkan contoh ungkapannya? Akan kah ada yang tersinggung ketika seseorang membaca tulisan ini? Jujur saya belum siap jika suatu saat apa yang saya tulis di sini menjadi viral atau perbincangan di kalangan tertentu. Jasmani dan rohani saya sepenuhnya belum siap menerima hal itu. Baiklah sepertinya tidak akan ada yang tersinggung bukan? Oke, seperti ini inti dari kata-kata yang saya ingat saat itu, `Gambar monyet ko dipajang di selembar uang sih haha’, ‘mending foto saya yang dipajang dibanding wajah mirip monyet begitu’, ya kurang lebih seperti itu. Kata-kata itu sebenarnya telah saya refisi agar lebih nyaman ketika dibaca, sebenarnya jika kalian melihat secara langsung mungkin kalian semua akan mengucapkan istigfar berkali-kali. Bagaimana mereka sanggup untuk memposting kata-kata tersebut. Sebenarnya melihatnya saja saya enggan untuk mengetahui lebih jauh mengenai postingan tersebut. Namun dengan bekal rasa penasaran, saya membaca komentar yang ada di postingan tersebut. Saat itu saya melihat salah satu komentar seseorang dimana isinya berupa profil lengkap dari gambar seseorang yang ada di pecahan mata uang RI yang baru. Saya sangat mengapresiasi komentar tersebut. Disaat yang lain mencacimaki orang yang membuat postingan tersebut, dia dan beberapa orang lainnya menyampaikan kekesalan mereka dengan komentar yang santun. Ah ya sebagai informasi, ketika itu mereka sedang membahas gambar pahlawan yang ada di pecahan mata uang Rp. 10.000,-.
Sekilas profil mengenai Pahlawan yang ada di dalam uang kertas pada pecaha Rp. 10.000,- yakni Frans Kaisiepo yang lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921 dan meninggal di Jayapura, Papua, 10 April 1979 pada umur 57 tahun yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Jayapura. Beliau adalah pahlawan nasional Indonesia dari Papua yang terlibat dalam Konferensi Malino tahun 1946 yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Ia mengusulkan nama Irian, kata dalam bahasa Biak yang berarti tempat yang panas. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Papua antara tahun 1964-1973. Untuk mengenang jasanya, namanya diabadikan sebagai nama Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak. Selain itu namanya juga di abadikan di salah satu KRI yaitu KRI Frans Kaisiepo.  Kemudian pada tanggal 19 Desember 2016, ia diabadikan dalam uang kertas Rupiah Republik Indonesia yang baru baru pada pecahan Rp. 10.000,-.
Lalu apa sebenarnya alasan di balik pengeluaran mata uang yang baru ini? hasil wawancara dari wartawan bersama Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Suhaedi, Kamis (15/9/2016).

Beliau memaparkan, "kalau melihat yang sudah ditetapkan Pak Presiden, itu merepresentasikan NKRI, jadi di sana ada pahlawan dari Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Papua, NTT dan lainnya. Itu esensinya."

Penetapan pahlawan-pahlawan tersebut, dijelaskan oleh Bapak Suhaedi, sudah melalui berbagai pertimbangan dan melibatkan Kementerian Keuangan. Ini dilakukan karena dalam Uang NKRI yang baru ada tanda tangan Menteri Keuangan. Beliau juga mengungkapkan pihaknya sudah mendapatkan izin dari ahli waris dari masing-masing pahlawan yang akan dicantumkan. Ini untuk mengantisipasi tuntutan-tuntutan yang tidak diharapkan nantinya.

"Jadi saat penerbitannya nanti akan bersamaan dan ketika itu sudah ada di kantor-kantor perwakilan Bank Indonesia di seluruh wilayah. Mekanismenya sama kayak pengedaran Uang NKRI pecahan Rp 100 ribu sebelumnya," paparnya.

Apakah hanya itu alasannya? Tidak dong, masih ada alasan yang lainnya seperti kualitas fisik uang yang beredar di masyarakat saat ini sudah menurun. Menurut Asmawi Syam selaku Direktur Utama Bank BRI megatakan bahwa adanya penggantian desain uang baru ini memunculkan semangat baru bagi Bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan sebelas pecahan yang diluncurkan menampilkan 12 wajah pahlawan yang berbeda dari sebelumnya. Dalam memilih tokoh pahlawan ini, BI berkoordinasi melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan sejumlah sejarawan, akademisi, pemerintah daerah, Menteri Keuangan, dan Menteri Sosial. Selain memunculkan wajah-wajah pahlawan yang baru, uang ini juga dilengkapi teknologi baru di mana keamanannya jauh lebih baik dengan desain dan adanya bentuk kode tuna netra berupa efek rabaan (tactile effect). Selain itu, Agus Martowardojo juga menyampaikan lima makna penting dari 11 uang rupiah tahun emisi 2016, yaitu:
1.      Perwujudan kedaulatan RI. Terlebih, pada uang baru tersebut mencantumkan frasa Negara Kedaulatan Republik Indonesia (NKRI) yang punya makna filosofis.
2.      Alat pembayaran yang sah. Menurut Agus, rupiah menjadi alat pembayaran wajib dipakai dalam setiap transaksi di Indonesia.
3.      Upaya untuk menjaga ketersediaan uang.
4.      Menjaga kualitas fisik uang rupiah.
5.      Penghormatan terhadap jasa pahlawan RI. Mengapa menggunakan gambar pahlawan dan pemandangan alam? Itu merupakan bentuk penghormatan jasa pahlawan dan bertujuan memperkenalkan beraneka ragam seni budaya dan kekayaan alam Indonesia

Dapat kita simpulkan bahwa mata uang RI yang sebelumnya memang belum mewakili Negara ini sebagai NKRI dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Entah mengapa mata uang yang dulu hanya terpajang wajah dari pahlawan-pahlawan nasional yang berlaku sebagai ‘pemeran utama’ seperti Ir. Soekarno sehingga generasi muda saat ini kurang mengenal para pahlawan lainnya seperti Frans Kaisiepo ini. Bukan hanya di mata uang saja, namun dalam pelajaran sejarah pun kurang dibahas dan diperkenalkan apabila dibandingkan dengan pahlawan nasional yang peranannya lebih besar bagi Nusa dan bangsa ini. Bukankah lebih baik apabila pahlawan lainnya ikut diperkenalkan walaupun peranannya dalam memerdekakan bangsa ini hanya ‘seujung jari’ saja? Lalu siapa yang patut disalahkan jika ada oknum tertentu yang merendahkan pahlawan bangsa ini lantaran ketidaktahuannya terhadap para pahlawan bangsa dari Sabang sampai Merauke? Sebenarnya saling menyalahkan pun tidak akan menemukan solusinya bahkan menghilangkan masalah seperti ini. Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang? Mulailah kita merefleksi diri sendiri mulai dari sekarang. Tanyakan pada diri sendiri sejauh manakah rasa cinta kita terhadap bangsa ini. Kemudian, mulailah kita memperdalam pengetahuan mengenai bangsa ini mulai dari sejarahnya agar hal ini tidak terulang kembali. 
Berikut ini daftar nama pahlawan yang menjadi gambar utama dalam mata uang NKRI:
   1.     Gambar Pahlawan Nasional Dr. (HC) Ir. Soekarno dan Dr (HC) Drs. Mohammad Hatta sebagai gambar utama pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah);
   2.   Gambar Pahlawan Nasional Ir. H. Djuanda Kartawidjaja sebagai gambar pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah);
   3.    Gambar Pahlawan Nasional Dr. G.S.S.J. Ratulangi sebagai gambar pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah);
   4.    Gambar Pahlawan Nasional Frans Kaisiepo sebagai gambar pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah);
   5.       Gambar Pahlawan Nasional Dr. K.H. Idham Chalid sebagai gambar pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah);
   6.   Gambar Pahlawan Nasional Mohammad Hoesni Thamrin sebagai gambar pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 2.000,00 (dua ribu rupiah);
   7.   Gambar Pahlawan Nasional Tjut Meutiah sebagai gambar pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 1.000,00 (seribu rupiah);
   8.       Gambar Pahlawan Nasional Mr. I Gusti Ketut Pudja sebagai gambar pada bagian depan Rupiah logam NKRI dengan pecahan Rp 1.000,00 (seribu rupiah);
   9.      Gambar Pahlawan Nasional Letnan Jenderal TNI (Purn) Tahi Bonar Simatupang sebagai gambar pada bagian depan Rupiah logam NKRI dengan pecahan Rp 500,00 (lima ratus rupiah);
 10.   Gambar Pahlawan Nasional Dr. Tjiptomangunkusumo sebagai gambar pada bagian depan Rupiah logam NKRI dengan pecahan Rp 200,00 (dua ratus rupiah); dan
 11.   Gambar Pahlawan Nasional Prof.Dr.Ir. Herman Johanes sebagai gambar pada bagian depan Rupiah logam NKRI dengan pecahan Rp 100,00 (seratus rupiah).
                  
Tulisan ini dibuat tanpa bermaksud menyinggung, memojokkan, dan merendahkan seseorang. Tulisan ini dibuat dengan maksud berbagi 'secuil' pemikiran mengenai masalah-masalah yang sedang berkembang di kalangan masyarakat saat ini, kemarin, maupun yang telah berlalu. Kritik dan saran akan diterima sebagai bahan refleksi diri untuk tulisan-tulisan yang akan datang. ^.^

Sumber : 

[Review Drama Korea] Bagian 1: Nostalgia Zaman Jadoel (Replay 1988)

                                                          Nostalgia Zaman Jadoel (Replay  1988) Ada yang udah pernah nonton drama korea...